Kamis, 21 Mei 2015

Pengertian Motivasi dan Tujuan, Kegunaan serta Fungsi Pemberian Motivasi

Pengertian motivasi berdasarkan beberapa teori motivasi yang telah ada seperti Abraham Maslow, Douglas McGregor menjelaskan bahwa pengertian motivasi adalah alasan yang mendasari sebuat perbuatan yang dilakukan oleh individu. Oleh karena itu, pengertian motivasi berbeda dengan pengertian semangat. Hal ini jelas bahwa, seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi artinya memiliki alasan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut sedangkan semangat memiliki arti sempit yang berarti hanya berkeinginan. Alasan dalam pengertian motivasi dimaksudkan sebagai diri dan lingkungan individu sedangkan semangat lebih mengarah ke kondisi individu saja.
Motivasi sangat penting artinya bagi seseorang mengingat motivasi merupakan dorongan/motif dalam diri individu yang mempengaruhi tingkah laku tertentu, serta usaha menumbuh-kembangkan bagi kehidupan pribadi bersangkutan. Menurut Kartono, perjuangan motif adalah usaha mempertimbangkan dengan hati nurani dan akal budi bagi kemungkinan dilaksanakannya satu pilihan; yang diambil dari berbagai alternatif motif-motif. Dalam penentuan dan pelaksanaannya dipilih motif yang paling baik dan paling kuat untuk dilaksanakannya dengan segera. Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa bekerja secara cepat dan bergabung, yaitu kerjasama secara kooperatif menambah besarnya usaha motif Terry mengartikan motivasi sebagai upaya mengusahakan agar seseorang dapat mengerjakan pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya. Sementara Hasibuan berpendapat bahwa motivasi adalah suatu perangsang keinginan dan penggerak kemauan bekerja seseorang; setiap motifnya mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Selanjutnya Siagian memaparkan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian motiv bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga manusia bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis.
Dengan demikian motivasi seseorang ditentukan oleh kuat lemahnya motif, sedangkan motif adakaianya diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan, gerak hati seseorang. Jika seseorang mendapat motivasi yang kuat dan kokoh, akan lahir kemauan yang kuat. Pada tataran ini seseorang akan memapu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar. “Saya pasti bisa asal saya mau” (es ist nurien wollen).
Pemberian motivasi secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi harus seringkali berada di tengah-tengah para bawahannya, menjalin komunikasi yang baik serta interaksi yang bersifat horisontal. Dengan demikian, instruksi, bimbingan, nasihat dan koreksi bila diperlukan dapat berjalan secara alami. Dalam kondisi seperti ini telah tercakup pula upaya untuk mensikronisasikan tujuan organisasi dan tujuan pribadi dari anggotanya. Dengan kata lain hubungan antara pimpinan dan bawahan berada di antara formal, akan menjadi kaku, dan jika hubungan bersifat informal, pimpinan kehilangan wibawa. Di sinilah perlunya seni memimpin agar hubunganantara atasan dan bawahan serasi. Pimpinan yang baik bukanlah yang ditakuti, tetapi yang disegani. Pada perkataan lain, dalam upaya meningkatkan motivasi, juga diperlukan insentif yang berkaitan erat dengan kebutuhan.
Berangkat dari berbagai pendapat di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain masalah motivasi menyangkut berbagai isu.
  1. Beberapa upaya untuk mendapatkan angota organisasi yang mau bekerja dengan ikhlas dan bersemangat sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif.
  2. Berbagai upaya mengajak angota agar mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap organisasinya. Untuk itu diupayakan agar kepentingan pribadi seseorang sejalan dengan tujuan organisasi, sehingga sense of belonging tertanam dengan kuat.
  3. Berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan anggota organisasi. sehingga semangat kerja tidak menurun dan keinginan untuk berprestasi terpacu secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi.
  4. Berbagai upaya agar anggota organisasi tetap konsisten dan tidak gampang dipengaruhi oleh pihak lain untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan tujuan organisasi.
Kesimpulan di atas merupakan ikon betapa pentingnya motivasi dalam hal menggerakkan dan merangsang kegiatan anggota organisasi, agar manusia melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan ikhlas dan bersemangat sehingga tujuan organisasi yang sudah ditetapkan dicapai maksimal.
  • Tujuan, Kegunaan dan Fungsi Pemberian Motivasi
Motivasi seseorang dipengaruhi oleh stimuli kekuatan intrinsik yang ada pada diri seseorang/individu yang bersangkutan, stimuli eksternal mungkin juga dapat mempengaruhi motivasi, tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.
Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan, antara lain :
1) Mendorong gairah dan semangat kerja bawahan,
2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;
3) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;
4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;
5) Meningkatkan disiplin dan menurunkan tingkatan abseni karyawan;
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;
7) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan;
8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan;
9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

Menurut pendapat Diwan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang mendorong timbulnya perilaku. Motivasi, sebagaimana terlihat adalah berasal dari dalam diri individu yang kernudian diaplikasikan dalam bentuk perilaku.
Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis maupun psikologis atau berasal dari Imgkungan. Determinan ini akan merangsang timbulnya suatu keadaan psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan menciptakan suatu keadaan tegang (tention) dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut (perilaku instrumental).
Bila kebutuhan terpenuhi, ketegangan akan melemah sampai timbul ketegangan lagi dengan munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut motivasi. Tidak semua penlaku mengikuti pola daur seperti itu. Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.
Berangkat dari papaaran di atas dapat diketahui bahwa pemberian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan individu itu sendih dan berbagai faktor internal yang membut seseorang puas. Menurut Hasibuan pemberian motivasi pada pegawai bertujuan untuk: fa) mendorong gairah dan semangat kerja pegawai; (b) meningkatkan moral dan kepuasan kerja; (c) meningkatkan produktivitas kerja; (d) mempertahankan loyalitas dan kestabilan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dan (e) meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dengan demikian motivasi berfungsi untuk: (a) meningkatkan hasil kerja; (b) mempercepat proses penyelesaian pekerjaan; dan (c) sebagai sarana pencapaian tujuan dan pengembangan prestasi.
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan hidup bermasyarakat dan bisa berintegrasi dengan masyarakatnya, hingga metahirkan proses sosial dan relasi sosial. Sedangkan sebagai makhluk biologis manusia didorong oleh kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya seperti makan, minum, sandang dan papan disamping membutuhkan status (kedudukan) sosial yang baik. Karena itu dalam tindakannya manusia didorong oleh tuntutan tersebut. Sehubungan dengan tuntutan tersebut maka asas motivasi (ekstrinsik) pada pegawai dengan mengacu kepada pendapat Hasibuan adalah:
  1. Asas mengikutsertakan, yaitu mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
  2. Asas komunikasi, yaitu menginformasikan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, cara mengerjakan dan kendala-kendala yang dihadapi.
  3. Asas pengakuan, berupa pemberian penghargaan, pujian dan pengakuan yang wajar kepada bawahan sesuai dengan prestasi kerjanya
  4. Asas adil dan bijak
  5. Asas perhatian timbal balik, bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, atasan memebrikan alat dan jenis motivasi untuk peningkatan prestasi fkerjasama saling menguntungkan).
Manusia pada dasarnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga dalam situasi sulit kita sering mendengar ungkapan dari seseorang: “pekerjaan apa saja, yang penting bisa menyambung kehidupan”.
Kebutuhan hidup tidak hanya bersifat materi saja, tetapi juga immaten, berupa kepuasan batin, kesenangan dan kegembiraan karena prestasi kerja, Karena itu manusiajuga memerlukan pengakuan terhadap prestasi kerjanya supaya ia mencapai kepuasan batin.
Aktivitas perilaku biasanya muncul karena ada tujuan, maka para pemimpin atau atasan dalam memotivisir bawahannya dalam organisasinya hsrus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kepentingan individu itu rnelekat pada masing-masing orang dan dibawa ke dalam organisasi.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam sebuah organisasi terdapat dua pola kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentingan organisasi. Tingkat kepuasan dan pengabdian seseorang kepada organisasi pada dasarnya tergantung pada sejauhmana kedua bentuk kepentingan itu salaing bersesuaian. Dalam konteks inilah diperlukan peran pimpinan organisasi untuk mengadakan bimbingan kepada bawahan, agar kepentingan bawahan tersebut tidak kontradiktif dengan kepentingan organisasi. Jika penyesuaian ini mengalami kegagalan dimana masing-rnasing individu menjadikan organisasi sebagai alat untuk memperoleh kepentingan pribadinya.
Facebook Twitter Google+

Back To Top