Kamis, 21 Mei 2015

Bentuk-bentuk dan Langkah pemberian motivasi

Pada sisi lain, perlu diperhatikan bahwa manusia yang bekerja itu harus memperoleh imbalan dari hasil kerjanya yang berfungsi sebagai insentif agar motivasi tidak menurun. Pada dasarnya, menurut Siagian menyatakan bahwa insentif tersebut dapat berupa: (1) insentif berupa materi (material incentive): (2) insentif berupa non-materi (non material incentive).
 
Kedua bentuk insentif ini mempunyai peranan penting, karena sebagai manusia mempunyai kebutuhan untuk hidup dan menghidupi keluarganya. Perubahan dalam peningkatan status seseorang mempunyai korelasi dengan meningkatnya kebutuhan. Dalam bekerja, pemenuhan kebutuhan fisiologis (biologis) yang merupakan kebutuhan primer manusia, merupakan faktor motivasi yang terbesar. Karena itu, cara terbaik untuk menumbuhkan motivasi karyawan/pegawai terhadap pelaksanaan tugasnya adalah dengan memberikan imbalan yang wajar dan manusiawi. Karena itu perhatian terhadap gaji, upah, insentif, bonus, merupakan hal yang sangat penting.
 
Manusia mempunyai rasa tidak puas dan selalu merasakan kurang dalam kehidupannya. Perubahan dan peningkatan siatus mempunyai korelasi dengan meningkatnya kebutuhan. Dalam bekerja, pemenuhan kebutuhan fisiologis (biologis) yang merupakan kebutuhan primer manusia, merupakan faktor motivasi terbesar. Karena itu, cara terbaik untuk menumbuhkan motivasi pegawai terhadap pelaksanaan tugasnya adalah dengan memberikan imbalan yang wajar dan manusiawai. Karena itu, perhatian terhadap gaji, upah, insentif, bonus, merupakan hal yang sangat penting.
Dalam berbagai literatur psikologi, adanya hirarki kebutuhan manusia sudah lama dikembangkan. Karena itu teori motivasi juga berkaitan dengan teori tentang susunan dari berbagai kebutuhan rnanusia dalam hirarki kehidupan. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis tidak terpenuhi, ia akan berpengaruh kepada kekuatan dan daya yang ada pada manusia. Orang tidak bisa dengan baik dalam keadaan perut yang kosong, kemampuan intelektual atau tingkat intelegensi akan menurun, dan yang timbul adalah kelesuan secara fisik dan psikis.
Menurut Moekijat beberapa langkah untuk mengembangkan motivasi berprestasi adalah sebagai berikut:
  1. Tujuan-tujuan atau hasil-hasil akhir daripada kegiatan harus bersifat khusus dan ditentukan dengan tegas.
  2. Tujuan-tujuan atau hasil-hasil yang diiginkan untuk dicapai harus menunjukkan suatu tingkat resiko yang sedang untuk individu-individu yang terlibat. Ini berarti bahwa tujuan-tujuan harus mengandung resiko yang tinggi, sehingga akan mengejutkan atau menghalang-halangi individu yang terlibat.
  3. Tujuan-tujuan harus mempunyai sifat sedemikian rupa, sehingga tujuan-tujuan tersebut sewaktu-waktu dapat disesuaikan sebagai jaminan situasi, terutama apanila tujuan-tujuan tersebut berbeda banyak.
  4. Individu-individu harus diberi umpan balik yang seksama dan jujur mengenai prestasi mereka.
  5. Individu-individu diberi tanggung jawab untuk suksesnya hasil dari pada kegiatan-kegiatan mereka. Tanggung jawab terhadp hasil-hasil ini harus merupakan tanggung jawab yang sungguh-sungguh
  6. Penghargaan-pengharagaan dan hukuman-hukuman dengan hasil kerja yang sukses atau yang gagal harus dihubungkan dengan selayaknya dengan tujuan-tujuan hsil kerja. Artinya harus ada penghargaan yang besar untuk hasil kerja yang besar dan sebaliknya hanya ada hukuman-hukuman yang ringan bagi yang mereka kegagalannya sedikit.
Berdasarkan atas uraian tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi berprestasi adalah dorongan yang berasal dari dalam diri orang-orang untuk berprestasi dan berusaha berprestasi dalam upaya untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat dikembangkan di suatu organisasi kependidikan dimana kebutuhan untuk menyelesaikan masalah adalah tinggi. Guru-guru akan bekerja lebih baik jika mereka sungguh-sungguh diberi motivasi. Guru-guru yang berhasil karena adanya motivasi berprestasi akan memberikan sumbangan yang berharga kepada pendidikan.
Facebook Twitter Google+

Back To Top